Selasa, 25 September 2007

Aku Melihat Surga

Aku Melihat Surga


Sumber : http://www.terangdunia.com


Pengantar Redaksi:
Namanya Tony Hermanto, biasa dipanggil Tony. Tutur katanya halus dan selalu tersenyum bila sedang berbicara. Sungguh tidak disangka, di balik semuanya itu dia menyimpan masa lalu yang kelam. Sejak lahir, Tony sama sekali belum pernah mengenal Yesus secara pribadi. Perbuatan kriminal seperti mencuri atau membobol gudang adalah hal yang sering dilakukan. Main judi, main wanita dan minum alkohol merupakan kegiatan yang tak pernah lepas dari hidup kesehariannya. Rokok menjadi makanan pokok keduanya setelah nasi. Namun semua itu hanyalah masa lalu yang kini dipendamnya dalam-dalam. Sekarang, hidup pria kelahiran 16 Januari 1963 ini benar-benar berubah, sejak dia “berjumpa” dengan Yesus dan merasakan sentuhan tangan-Nya di atas kepalanya. Bagaimana semua itu bisa terjadi? Ikuti kisah di bawah ini seperti yang dituturkan ayah tiga orang anak ini kepada Sari dari BAHANA.


Masa Lalu yang Kelam

Sebenarnya, aku merasa malu untuk menelanjangi kembali dosa-dosa yang pernah aku lakukan di masa lalu. Jika aku menceritakan kisah ini kepada Anda, itu karena aku ingin nama Yesus diper­muliakan sebab Dia telah mengangkat aku dari lembah yang kelam itu. Aku lahir dari sebuah keluarga yang tidak sungguh-sungguh dalam menjalani ibadah. Sejak kecil, kehidupan rohaniku tidak terpe­lihara dengan baik karena kedua orang tuaku berbeda agama. Aku mendapat pendidikan agama hanya dari ayah yang masih keturunan keraton Solo. Oleh karenanya aku beribadah sesuai dengan agama yang dianut oleh ayahku meski aku tidak menghayatinya dengan serius.

Masa remaja aku lalui dengan kegiatan yang penuh dengan foya-foya. Aku terlibat dalam tindakan kriminal yaitu membobol gudang bersama teman-teman yang berasal dari lain kampung. Barang-barang jarahan itu dijual dan hasilnya dibagi bersama, meskipun hanya sebagai supir aku tetap mendapat bagian. Uang yang aku peroleh dari membobol gudang itu aku pergunakan untuk foya-foya. Aku habiskan uang itu untuk berjudi, merokok, main wanita dan membeli minuman keras, itu semua sangat membuat hatiku gembira. Aku menyem­bunyikan perbuatan kriminal itu dari orang tua dan teman-temanku di SMEA.

Setamat SMEA, aku tidak melanjutkan lagi sekolahku selain karena tidak ada biaya, aku pun merasa tidak mampu lagi untuk kuliah. Aku memilih untuk berwi­raswasta saja sambil tetap menjalankan kegiatan mencuri itu. Hasil usahaku sebenarnya tidak sebanding dengan hasil membobol gudang. Namun aku tetap mempertahankannya karena usaha ini aku gunakan sebagai kedok untuk menutupi kejahatanku.

Cukup lama aku berkecimpung dalam dunia hitam ini. Aku sadar betul bahwa apa yang aku lakukan selama ini adalah perbuatan dosa dan merugikan orang lain. Rasa bersalah ini terutama muncul ketika aku mendengarkan khotbah, namun hanya sebatas itu saja. Setelah keluar dari rumah ibadah tersebut, aku kembali berbuat dosa. Selalu begitu. Sampai akhirnya aku menikah dengan Munisih pada tahun 1990.


Rumah Tangga tidak Harmonis

Setelah menikah aku mulai merasa mempunyai tanggungan untuk memba­hagiakan isteri dan anakku. Aku ingin lepas dari kebiasaanku yang sangat buruk itu. Namun setiap kali aku mencoba bangkit, godaan itu lagi-lagi datang menerpaku dan aku pun jatuh kembali.

Kehidupan rumah tanggaku tidak harmonis. Selama menikah aku sering berbuat serong. Aku tidak dapat mening­galkan kegemaranku pergi ke tempat pelacuran. Selain itu, aku juga punya kebiasaan mengoleksi dan menikmati majalah dan VCD porno. Pertengkaran demi pertengkaran selalu menghiasi rumah tanggaku. Anak-anakku tidak terdidik dengan baik. Kakakku yang melihat kondisi rumah tanggaku merasa prihatin, dia menyarankan supaya aku dan isteriku mendekatkan diri kepada Tuhan dengan melakukan ibadah yang diwajibkan aga­maku. Aku sudah berusaha keras namun aku tidak mampu melakukannya,aku selalu tidak dapat berkonsentrasi.

Melihat hidupku yang berantakan ini, salah seorang kakak perempuanku yang menjadi penginjil di
Jakarta mencoba mengenalkanku dengan Yesus. Namun saat itu aku masih belum dapat menerimanya, hatiku tidak tersentuh sama sekali. Aku masih menganut kepercayaanku sehingga nama Yesus terasa asing bagiku.


Perjumpaan dengan Yesus

Perubahan dalam hidupku diawali ketika aku menemukan sebuah buku yang berjudul “Dunia Orang Mati” di rumah kakak perempuanku yang menjadi pe­nginjil . Entah kenapa aku menjadi sangat tertarik untuk mendalami isi buku itu. Setelah membaca buku itu aku ingin sekali bertemu dengan pendeta yang menulis buku tersebut untuk dilayani pele­pasan. Akhirnya, kakakku yang di Jakarta mengatur pertemuanku dengan pendeta yang tinggal di Bandung.

Aku mendapatkan musibah dalam perjalananku ke Jakarta. Roda travel yang aku tumpangi patah. Namun sungguh ajaib karena travel yang sarat dengan penum­pang itu tidak terbalik, hanya miring saja. Sebagai orang yang pernah bekerja menjadi sopir, aku tahu betul seharusnya travel itu terbalik. Dan jika itu sampai terjadi berarti penumpang di dalam travel tersebut, akan terluka. Namun nyatanya tidak demikian, aku dapat melanjutkan perjalananku ke Jakarta dengan menggunakan kendaraan lain.

Sesampainya di Jakarta aku mence­ritakan kejadian yang baru saja menimpaku kepada kakak. Dia terkejut sekali karena pada jam yang sama dengan kejadian itu, dia bermimpi melihat mobil yang aku tumpangi mengalami kecelakaan. Dalam mimpinya itu, dia melihat ada dua malai­kat yang memegangi mobil tersebut supaya tidak terbalik. Kakakku perempuan melihat aku keluar dari mobil. Dia sangat terkejut lalu bangun dan berdoa untuk keselamatanku.

Akhirnya, aku dapat bertemu dengan pendeta itu. Aku ceritakan semua masa lalu dan keinginanku untuk dilayani pelepasan. Sebelum dilayani untuk pelepasan, pe­ndeta itu bertanya padaku apakah aku sudah terima Yesus. Lalu aku diminta membaca dan memahami Wahyu 3:20,”Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang men­dengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia dan dia bersama-sama dengan Aku.” Dalam pelepasan ini, semua roh kejahatan seperti roh cabul, minum, judi dan rokok di dalam diriku dikeluarkan. Ketika roh rokok dikeluarkan dari diriku, ada suatu pertentangan. Roh rokok itu protes, “Tony, saya kan nggak ngapa-ngapain di dalam tubuh kamu, kenapa kamu melaporkan saya ke pendeta ini.” Kemudian saya jawab, “Kalau kamu memang tidak ada gunanya di ragaku ini ya silakan keluar aja. Toh rokok juga mengganggu kesehatan.” Lalu aku muntah-muntah.

Setelah pelepasan, badanku terasa lemas sekali. Ketika mendekati sadar, aku merasa ada dorongan dalam tubuhku untuk mengambil Alkitab yang terletak di atas meja. Aku langsung mengambil Alkitab itu dan mulai membacanya karena aku masih penasaran apa Yesus itu memang ada di Alkitab. Lalu pendeta menumpangkan tangannya dan mulai berdoa supaya roh kebimbangan itu keluar dari diriku. Dalam doanya dia berkata demikian, “Kalau Tony masih bimbang, tampakkanlah Dirimu. Kasih dia kepercayaan atas adanya Engkau yang hidup.” Lalu akukembali telungkup dan tidak sadar.

Dalam keadaan tidak sadar ini, aku merasa diriku berdiri dengan ditopang oleh kedua malaikat karena memang badanku masih lemas sekali. Aku berjalan di jalan setapak yang sempit dan di kanan kirinya terdapat batu-batu tajam seperti stalagtit sepanjang 3 hingga 5 meter. Di samping batu-batu itu terdapat jurang yang me­nganga. Di dalamnya ada banyak batu yang menyala, orang-orang disiksa, tengkorak, ular naga dan setan yang wajahnya me­ngerikan. Masih tetap ditopang oleh kedua malaikat itu aku berjalan dengan tertatih-tatih. Malaikat itu berkata kepadaku, “Ayo bangun, jangan lihat kanan-kiri. Lihat yang di depanmu itu siapa.” Aku melihat di depanku ada orang memakai jubah putih yang duduk di takhta kursi raja yang besar. Aku berusaha melihat wajah-Nya tetapi tidak bisa karena wajah itu bersinar. Lalu aku bertanya kepada malaikat yang menopang tanganku tentang siapa yang ada di depanku itu. Malaikat tersebut menjawab,” Itu adalah Yesus yang selama ini kamu cari.” Aku langsung menangis dan jatuh di kaki kanan Yesus. Aku mohon ampun atas dosa-dosa dan kesalahan yang pernah kulakukan selama hidup, aku ingin dibersihkan. Namun sepertinya Yesus tidak menanggapinya. Aku berusaha melihat ke atas namun aku tetap tidak dapat melihat wajah-Nya karena silau, aku merasa Dia mengacuhkan aku. Masih dengan berurai air mata aku tarik jubah-Nya lalu aku seka wajahku yang penuh dengan ingus, air mata dan ludah dengan jubah itu. Kemudian aku melihat perlahan-lahan tangan-Nya turun dan membelai kepalaku. Seketika itu, aku merasakan kedamaian dan sukacita yang luar biasa dan belum pernah aku rasakan sebelumnya. Hatiku yang sebelumnya gelisah menjadi sangat lega karena ada rasa damai dan kasih. Kejadian itu sangat membekas dalam ingatanku dan tak akan aku lupakan.

Mulai hidup baru

Setelah menerima Yesus secara pribadi, aku mempunyai komitmen untuk meninggalkan kebiasaan burukku dan hidup kudus di dalam Dia. Setibanya di Jogja, aku langsung membakar semua koleksi majalah dan VCD porno yang menumpuk di kamarku. Aku juga meninggalkan kebiasaan merokok yang telah selama 23 tahun aku jalani. Dulu, aku bisa menghabiskan 3 bungkus rokok dalam sehari namun kini aku sama sekali tidak menyentuhnya. Tubuhku memang terasa tidak enak, nggregesi (gemetaran) tetapi keinginan untuk merokok tidak muncul kembali.

Aku menjadi lebih bersemangat dan bergairah dalam menjalani hidup ini. Sebagai orang Kristen baru, aku punya kerinduan untuk mendalami firman Tuhan supaya tidak jatuh dalam dosa lagi. Namun setiap kali membaca Alkitab kepalaku menjadi sangat pusing dan leherku nyeri sekali. Menurut pendeta, itu disebabkan adanya kekuatan magis di dalam tubuhku. Ketika aku mengikuti kampanye suatu partai, tubuhku memang pernah di “isi” sesuatu supaya kebal terhadap bacokan

Aku mengalami pelepasan lagi. Dalam kesempatan itu, imanku kembali dikuatkan karena diberi penglihatan tentang taman Firdaus. Aku melihat di bawahku terbentang taman yang sangat indah dan tiada tandingannya di dunia ini. Kelopak bunganya sangat besar dan warnanya pun begitu indah tiada tandingannya di dunia ini. Setelah sadar, aku mengalami kebahagiaan yang luar biasa.

Pertobatan dan kebahagiaan yang aku rasakan ini ingin aku bagikan pada orang lain. Aku ingin menyelamatkan teman-temanku yang selama ini hidup dalam kegelapan, seperti halnya aku dulu. Semoga aku dapat membawa mereka menuju jalan keselamatan.

Perjalanan hidupku masih sangat panjang. Kini, tidak ada rasa takut dalam hatiku karena Yesuslah yang menjadi juru mudi dari kapalku dalam mengarungi gelombang kehidupan ini.


Dituliskan kembali oleh Sari

Sumber : terangdunia.com